Bagaimana Pencatatan Akuntansi untuk Perusahaan Dagang?
Akuntansi perusahaan dagang harus memiliki sistem untuk mencatat penerimaan barang dagang, menyajikan informasi mengenai persediaan barang dagang yang akan dijual, serta mencatat penjualan dan beban atau harga pokok barang dagangan yang dijual.
Ciri Perusahaan Dagang
Kegiatan perusahaan jasa dalam menghasilkan pendapatan melibatkan pemberian pelayanan berupa jasa kepada pelanggan. Penghasilan atas jasa dilaporkan sebagai pendapatan jasa atau pendapatan honor (fee). Untuk mendapatkan laba bersih perusahaan jasa, pendapatan jasa atau honor dikurangi beban operasi yang terjadi pada saat menghasilkan jasa.
Sedangkan aktivitas perusahaan dagang dalam menghasilkan pendapatan diperoleh dari penjualan barang dagang. Dan untuk menghasilkan barang dagang diperlukan adanya aktivitas pembelian persediaan barang dagang. Dengan begitu, ketika barang dagangan telah terjual, pendapatan tersebut dilaporkan pada akun penjualan dan untuk biaya atas barang dagang yang dijual dicatat pada akun harga pokok barang dagang (cost of merchandise sold) atau pada Harga pokok penjualan.
[catlist id=4]Akuntansi Pembelian untuk Perusahaan Dagang
Terdapat dua sistem akuntansi untuk mencatat persediaan barang dagang, pertama sistem persediaan perpetual dan kedua, sistem persediaan periodik. Sistem persediaan perpetual (perpetual inventory system) mencatat pembelian dan penjualan barang dagang pada akun persediaan.
Sedangkan sistem persediaan periodik (periodic inventory system) mencatat jumlah persediaan barang dagangan pada saat akhir periode dengan melakukan perhitungan secara fisik persediaan barang dagang (physical inventory atau stok opname).
Pada sistem persediaan perpetual pencatatan pembelian barang dagang secara tunai adalah sebagai berikut :
(Dr) Persediaan Barang Dagang Rp xxx
(Cr) Kas Rp xxx
Dan pembelian secara kredit dicatat sebagai berikut :
(Dr) Persediaan Barang Dagang Rp xxx
(Cr) Utang Usaha Rp xxx
Sementara untuk sistem persediaan periodik pencatatan pembelian barang dagang secara tunai adalah sebagai berikut :
(Dr) Pembelian Rp xxx
(Cr) Kas Rp xxx
Sedangkan pembelian secara kredit dicatat sebagai berikut :
(Dr) Pembelian Rp xxx
(Cr) Utang Usaha Rp xxx
Dan pada saat dilakukannya stock opname pada akhir periode pada sistem periodik mencatat harga pokok penjualan adalah sebagai berikut :
(Dr) Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp xxx
(Dr) Pembelian Rp xxx
Diskon Pembelian
Untuk mencatat diskon pembelian pada sistem persediaan perpetual adalah sebagai berikut :
Pada saat mencatat utang,
(Dr) Persediaan Barang Dagang Rp xxx
(Cr) Utang Usaha Rp xxx
Pada saat pembayaran utang dengan diskon pembelian,
(Dr) Utang Usaha Rp xxx
(Cr) Kas Rp xxx
(Cr) Persediaan Barang Dagang Rp xxx – Diskon pembelian secara langsung mengurangi jumlah stok persediaan barang dagang.
Sedangkan untuk sistem persediaan periodik pencatatan diskon pembelian adalah sebagai berikut :
Pada saat mencatat utang,
(Dr) Pembelian Rp xxx
(Cr) Utang Usaha Rp xxx
Pada saat pembayaran utang dengan diskon pembelian,
(Dr) Utang Usaha Rp xxx
(Cr) Kas Rp xxx
(Cr) Diskon Pembelian Rp xxx
Retur dan Potongan Pembelian
Untuk mencatat retur dan potongan pembelian pada persediaan perpetual adalah sebagai berikut :
(Dr) Utang Usaha Rp xxx
(Cr) Persediaan Barang Dagang Rp xxx – Retur dan potongan pembelian secara langsung mengurangi jumlah stok persediaan barang dagang.
Pada persediaan periodik untuk mencatat retur dan potongan pembelian jurnal akuntansinya adalah seperti di bawah ini :
(Dr) Utang Usaha Rp xxx
(Cr) Retur dan Potongan Pembelian Rp xxx
Akuntansi Penjualan untuk Perusahaan Dagang
Biasanya pendapatan atas penjualan barang dagang dapat diidentifikasi pada buku besar sebagai Penjualan. Atau bisa juga perusaahan menggunakan istilah yang lebih tepat seperti Penjualan Barang Dagang.
Artikel lainnya:
[catlist id=511]Penjualan Tunai
Pada sistem persediaan perpetual, penjualan atas barang dagang secara tunai dapat dilakukan pencatatan akuntansi sebagai berikut :
Mencatat penjualan,
(Dr) Kas Rp xxx
(Cr) Penjualan Rp xxx
Mencatat Harga pokok penjualan,
(Dr) Harga Pokok Penjualan Rp xxx
(Cr) Persediaan Barang Dagang Rp xxx – Mengurangi persediaan sesuai dengan modal barang dagang yang dijual.
Pencatatan jurnal penjualan tunai untuk sistem persediaan periodik adalah sebagai berikut :
(Dr) Kas Rp xxx
(Cr) Penjualan Rp xxx
Dalam sistem persediaan periodik pencatatan jurnal akuntansi untuk Harga pokok penjualan dilakukan pada saat stok opname akhir periode.
Penjualan Kredit
Pada sistem persediaan perpetual, penjualan atas barang dagang secara kredit dapat dilakukan pencatatan akuntansi sebagai berikut :
Mencatat penjualan,
(Dr) Piutang Usaha Rp xxx
(Cr) Penjualan Rp xxx
Mencatat Harga pokok penjualan,
(Dr) Harga Pokok Penjualan Rp xxx
(Cr) Persediaan Barang Dagang Rp xxx – Mengurangi persediaan sesuai dengan modal barang dagang yang dijual.
Pencatatan jurnal penjualan kredit untuk sistem persediaan periodik adalah sebagai berikut :
(Dr) Piutang Usaha Rp xxx
(Cr) Penjualan Rp xxx
Dalam sistem persediaan periodik pencatatan jurnal untuk Harga pokok penjualan dilakukan pada saat stok opname akhir periode.
Diskon Penjualan
Untuk pencatatan jurnal Diskon penjualan, sistem perpetual dan sistem periodik memiliki persamaan dalam hal pencatatannya, yaitu sebagai berikut :
(Dr) Diskon Penjualan Rp xxx
(Cr) Piutang Usaha Rp xxx
Retur dan Potongan Penjualan
Pada sistem persediaan perpetual untuk mencatat jurnal Retur dan potongan penjualan adalah sebagai berikut :
Mencatat Retur dan potongan penjualan,
(Dr) Retur dan Potongan Penjualan Rp xxx
(Cr) Piutang Usaha Rp xxx
Jurnal untuk mencatat pengembalian persediaan,
(Dr) Persediaan Barang Dagang Rp xxx
(Cr) Harga Pokok Penjualan Rp xxx
Untuk sistem persediaan periodik tidak ada proses pencatatan Retur dan potongan penjualan dikarenakan pencatatan persediaan dilakukan pada saat perhitungan persediaan (stock opname) pada saat akhir periode.
Demikian informasi mengenai pencatatan akuntansi perusahaan dagang, semoga bermanfaat untuk anda. Terima kasih.