Rasio Keuangan : Modal Kerja dan Rasio Lancar
Diposkan Oleh Oni Zamroni
Modal kerja dan rasio lancar. Kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya disebut solvensi (solvency) – Baca juga: analisis horisontal. Dua tolok ukur keuangan untuk mengevaluasi solvensi jangka pendek dari suatu perusahaan adalah modal kerja dan rasio lancar.
Modal kerja (working capital) adalah kelebihan aktiva lancar terhadap kewajiban lancar suatu perusahaan seperti diperlihatkan di bawah ini:
Modal kerja = Aktiva lancar – Kewajiban lancar
Adanya kelebihan aktiva lancar terhadap kewajiban lancar mengisyaratkan bahwa perusahaan mampu membayar kewajiban lancarnya. Jika kewajiban lancar lebih besar dari aktiva lancar, perusahaan mungkin tidak mampu membayar utang-utangnya dan harus menghentikan usahanya.
Sebagai contoh, modal kerja PT. Zamroni Kasep (kasepak bola.. hehe) pada akhir tahun 2011 adalah Rp 6.455.000.000,- sebagaimana dihitung berikut ini. Jumlah modal kerja ini mengisyaratkan bahwa PT. Zamroni Kasep mampu membayar kewajiban lancarnya.
Modal kerja = Aktiva lancar – Kewajiban lancar
Modal kerja = Rp 7.845.000.000 – Rp 1.390.000.000
Modal kerja = Rp 6.455.000.000,-
Rasio lancar (current ratio) adalah cara lain untuk melihat hubungan diantara aktiva lancar dan kewajiban lancar. Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar seperti berikut ini.
Rasio lancar = Aktiva lancar / Kewajiban lancar
Sebagai contoh, rasio lancar untuk PT. Zamroni Kasep pada akhir tahun 2011 adalah 5,6 yang dihitung sebagai berikut :
Rasio lancar = Aktiva lancar / Kewajiban lancar
Rasio lancar = Rp 7.845.000.000 / Rp 1.390.000.000
Rasio lancar = 5,6
Rasio lancar bermanfaat dalam membuat perbandingan antara perusahaan dan dengan rata-rata industri. Sebagai gambaran, anggaplah pada tanggal 31 Desember 2011 modal kerja suatu perusahaan merupakan pesaing PT. Zamroni Kasep jauh lebih besar dari Rp 6.455.000.000,- tetapi rasio lancarnya hanya 1,3.
Jika hanya berdasarkan data ini saja, PT. Zamroni Kasep berada dalam posisi yang lebih menguntungkan untuk memperoleh pinjaman jangka pendek meskipun pesaing tersebut mempunyai modal kerja yang lebih besar – Baca lainnya: analisis vertikal.