Pengertian, Fungsi, Jenis, Bentuk, & Cara Pembuatan Buku Besar dan Neraca Saldo

Pengertian, Fungsi, Jenis, Bentuk, & Cara Pembuatan Buku Besar dan Neraca Saldo. Apa itu Buku Besar? Apa itu Neraca Saldo? Kenapa sih di perusahaan harus dibuat kedua benda itu? Apa sihh fungsinya?

Di artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Contoh 5 Jurnal Khusus Terlengkap Beserta Penjelasannya, Pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai apa itu buku besar dan neraca saldo. Apa sihhh Buku Besar itu? Buku Besar adalah buku tempat untuk memindahkan transaksi yang berasal dari jurnal dan berisi mengenai kumpulan akun-akun (Bukan kumpulan kenangan yahh).

Lalu Apa itu neraca saldo? Neraca Saldo adalah ringkasan atau daftar akun-akun buku besar yang telah memiliki saldo akhir.

Langsung saja, mari kita bahas secara mendalam mengenai buku besar dan neraca saldo sebagai berikut ini:

Pengertian Buku Besar

Buku Besar adalah buku yang menunjukkan rincian mengenai transaksi secara lengkap maupun singkat dalam suatu akun yang sejenis selama periode tertentu, sehingga akun tersebut menunjukkan saldo akhirnya.

Tujuan dari dibuatnya buku besar ini adalah untuk memindahkan transaksi yang telah dicatat di dalam jurnal ke dalam buku dengan menggunakan akun yang sejenis, sehingga dapat diketahui saldo akhir dari akun tersebut. Pemindahan transaksi dari jurnal ke dalam buku besar ini biasanya dilakukan oleh perusahaan dalam jangka waktu 1 minggu atau 1 bulan.

Jenis-Jenis Buku Besar

Secara garis besar, buku besar dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1 – Buku Besar Utama (General Ledger)

Buku Besar Utama adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi yang telah dicatat ke dalam jurnal ke buku besar berdasarkan akun yang sejenis. Buku besar utama mencatat semua transaksi yang telah dicatat dalam jurnal, sehingga buku ini menunjukkan saldo akhir seluruh akun buku besar.

2 – Buku Besar Pembantu (Subsidiary Ledger)

Buku Besar Pembantu adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat transaksi tertentu dalam jurnal secara rinci. Walaupun begitu transaksi yang telah dicatat dalam buku besar pembantu juga harus dicatat dalam buku besar utama, karena fungsi dari buku ini hanyalah untuk mencatat kembali secara rinci.

Untuk menghindari kesalahan, pencatatan ke dalam buku besar pembantu ini dilakukan setelah transaksi yang bersangkutan dicatat ke dalam jurnal, bukan pada akhir periode tertentu seperti buku besar utama.

Buku besar pembantu dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a – Buku Besar Pembantu Piutang

Buku Besar Pembantu Piutang adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat transaksi dalam jurnal yang memiliki hubungan dengan piutang perusahaan kepada masing-masing pelanggannya secara terperinci.

Buku besar ini merinci akun piutang pada buku besar utama menjadi beberapa bagian sesuai dengan jumlah pelanggan yang memiliki kewajiban terhadap perusahaan. Buku besar ini biasanya digunakan untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan akun piutang, seperti penjualan secara kredit, penerimaan piutang dari pelanggan, retur penjualan secara kredit, dan lain-lain.

b – Buku Besar Pembantu Hutang

Buku Besar Pembantu Hutang adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat transaksi dalam jurnal yang memiliki hubungan dengan hutang perusahaan kepada pemasoknya secara terperinci.

Buku besar ini menjelaskan secara rinci akun hutang pada buku besar utama menjadi beberapa bagian sesuai dengan jumlah pemasok yang memiliki klaim terhadap perusahaan.

Buku besar ini biasanya digunakan untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan akun hutang, seperti pembelian secara kredit, pembayaran hutang kepada pemasok, retur pembelian secara kredit, dan lain-lain.

c – Buku Besar Pembantu Persediaan

Buku Besar Pembantu Persediaan atau yang sering disebut dengan kartu persediaan ini adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat transaksi dalam jurnal yang memiliki hubungan dengan masuk/keluar nya persediaan dalam perusahaan.

Buku besar ini biasanya digunakan oleh perusahaan dagang, karena kegiatan utamanya adalah membeli dan menjual barang dagangan, dan sangat jarang ada perusahaan jasa yang menggunakan kartu persediaan. Dalam perusahaan jasa biasanya buku besar ini digunakan untuk mencatat perlengkapan yang tersedia dalam perusahaan.

Bentuk dari kartu persediaan ini berbeda dengan bentuk buku besar pada umumnya, karena harus menjelaskan semua mengenai persediaan secara rinci mulai dari kuantitas, harga barang, jumlah barang, no. bukti, dan lain-lain. Bentuk kartu persediaan yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:

Posting

Posting adalah proses memindahkan transaksi dari jurnal ke dalam buku besar atau yang lebih jelasnya adalah proses memindahkan angka yang terdapat dalam kolom debit jurnal ke dalam sisi debit suatu akun dan memindahkan nominal yang terdapat dalam kolom kredit jurnal ke dalam sisi kredit akun yang besangkutan di buku besar.

Seperti yang telah dijelaskan, nama akun yang terdapat dalam buku besar harus sesuai atau sama dengan nama akun yang terdapat dalam jurnal. Urutan dalam kegiatan posting ini juga harus sesuai dengan urut-urutan mendebit dan mengkredit dari jurnal, yang artinya dilakukan secara kronologis.

Dalam perusahaan besar, posting dari jurnal ke buku besar ini biasanya dilakukan dengan menggunakan mesin pembukuan atau secara otomatis dilakukan dengan menggunakan aplikasi computer. Tetapi, jika dilakukan secara manual, maka cara yang harus dilalui untuk melakukan posting adalah sebagai berikut:

  • Mencatat tanggal, keterangan dan jumlah nominal pada akun yang bersangkutan berdasarkan catatan jurnal. Jika jumlah nominal pada jurnal dicatat dalam sisi debit, maka posting harus dilakukan ke sisi debit akun, sebaliknya jika jumlah nominal pada jurnal dicatat dalam sisi kredit, maka posting harus dilakukan ke sisi kredit akun yang bersangkutan.
  • Selanjutnya adalah mencatat nama jurnal serta nomor halaman dimana transaksi yang bersangkutan di posting ke dalam kolom ref di buku besar.
  • Langkah berikutnya adalah menuliskan nomor akun dari akun yang terlibat dalam transaksi yang telah di posting pada kolom ref di dalam jurnal. Dengan demikian nomor akun dalam kolom ref ini memiliki tiga tujuan, yaitu:
  • Untuk menunjukkan penyelesaian bahwa transaksi tersebut telah diposting.
  • Untuk menunjukkan nomor akun buku besar dari akun yang bersangkutan.
  • Untuk menunjukkan hubungan antara jurnal dengan akun di buku besar.

Bentuk-Bentuk Buku Besar

Terdapat 4 bentuk kolom yang bisa digunakan untuk membuat suatu buku besar, yaitu sebagai berikut:

1 – Bentuk T Sederhana (T)
2 – Bentuk Skontro (2 Kolom)
3 – Bentuk Belajar Khusus untuk Saldo/Staffel (3 Kolom)
4 – Bentuk Bersaldo Rangkap (4 Kolom)

Neraca Saldo

Dalam sistem pembukuan berpasangan, jumlah pada sisi debit sebagai akibat dari suatu transaksi harus sama dengan jumlah pada sisi kredit transaksi yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam buku besar jumlah nominal pada sisi debit harus selalu sama dengan jumlah nominal pada sisi kredit.

Untuk melihat apakah jumlah nominal di sisi debit dan di sisi kredit suatu buku besar telah sama, maka setelah memposting ke buku besar perlu dibuat neraca saldo. Yang dimaksud dengan neraca saldo ini adalah daftar yang berisi saldo dari seluruh akun yang terdapat dalam buku besar pada periode tertentu.

Neraca saldo dapat dibuat setiap saat setelah mencatat suatu transaksi ke dalam jurnal dan buku besar, akan tetapi untuk lebih praktisnya neraca saldo biasanya dibuat pada akhir tiap-tiap bulan setelah melakukan posting.

Tujuan pembuatan neraca saldo ini adalah sebagai berikut:

  • Untuk melihat jumlah saldo akhir pada sisi debit dan sisi kredit dalam buku besar telah sama atau belum.
  • Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan pada akhir periode akuntansi.

Neraca saldo berisi mengenai daftar akun dengan nomor akun pada urutan dimana akun telah ditampilkan dalam buku besar, dengan saldo debit yang tercantum pada kolom sebelah kiri dan saldo kredit yang tercantum dalam kolom sebelah kanan yang harus sama jumlahnya.

Nama perusahaan, judul, dan tanggal pembuatan neraca saldo dituliskan pada bagian atas, sedangkan nama akun dan nomor akun ditulis dengan urutan yang sama seperti yang telah dituliskan dalam buku besar, dan jumlah rupiahnya juga harus dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.

Proses Pembuatan Neraca Saldo

Pembuatan neraca saldo ini bisa dilkakukan menggunakan cara sebagai berikut:

  • Tuliskan nama perusahaan, judul, dan tanggal pembuatan neraca saldo. Tanggal pembuatan neraca saldo ditulis dengan menggunakan format “Per Tanggal Bulan Tahun” atau “Per 31 Desember 2018”, karena saldo akhir dari akun yang terdapat dalam neraca saldo ini adalah saldo pada tanggal 31 yang hanya berlaku pada tanggal tersebut saja, karena dimungkinkan pada tanggal selanjutnya aka nada transaksi yang akan membuat saldo dari akun berubah lagi sehingga saldo akun pada neraca saldo berubah. Jadi, neraca saldo tersebut menunjukkan posisi keuangan perusahaan atau saldo akun riil maupun nominal yang merupakan saldo akhir pada tanggal tertentu saja, yaitu pada tanggal pembuatannya.
  • Tulislah nomor akun dan nama akun pada kolom yang tersedia sesuai dengan yang terdapat di buku besar, dengan urutan yang sesuai pula.
  • Tuliskan saldo akhir pada kolom debit atau kredit akun yang bersangkutan di buku besar pada sisi debit atau kredit kolom neraca saldo.
  • Jumlahkan kolom debit dan kolom kredit neraca saldo sehingga menunjukkan hasil yang sama.
  • Jika hasil tersebut menunjukkan angka yang tidak sama, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat kesalahan dalam pencatatan transaksi ke dalam jurnal maupun posting ke buku besar.

Bentuk Neraca Saldo

Bentuk dari neraca saldo yang biasa digunakan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:

Penyebab Ketidakseimbangan Neraca Saldo

Apabila neraca saldo yang disusun oleh perusahaan menunjukkan bahwa jumlah kolom debit tidak sama dengan jumlah kolom kredit, maka hal ini dapat dipastikan adanya kesalahan dalam penyusunannya. Beberapa kemungkinan yang menyebabkan ketidakseimbangan neraca saldo adalah sebagai berikut:

1 – Kesalahan dalam menyusun neraca saldo
  • Salah dalam menjumlahkan kolom saldo sisi debit ataupun kredit.
  • Satu akun atau mungkin lebih, belum dimasukkan dalam neraca saldo, atau salah dalam menuliskan jumlah saldonya.
2 – Kesalahan dalam menentukan saldo akun
  • Salah menghitung jumlah saldo.
  • Saldo akun sebelah debit salah ditulis dalam sisi kredit, atau mungkin sebaliknya.
  • Salah menghitung jumlah pada salah satu sisi akun tersebut.
3 – Kesalahan transaksi dalam buku besar
  • Transaksi telah dicatat dengan sisi debit yang tidak sama dengan sisi kredit atau sebaliknya.
  • Salah dalam menentukan saldo normal akun di buku besar.
  • Lupa belum mencatat transaksi yang harus diposting ke dalam buku besar.

Contoh Buku Besar dan Neraca Saldo

Berdasarkan contoh soal pada artikel Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Contoh 5 Jurnal Khusus Terlengkap Beserta Penjelasannya, jika dibuatkan buku besar dan neraca saldonya akan tampak seperti berikut ini:

1 – Buku Besar Utama
2 – Buku Besar Pembantu Piutang Usaha
3 – Buku Besar Pembantu Utang Usaha
4 – Neraca Saldo

Nahh… Itu dia artikel mengenai Pengertian, Fungsi, Jenis, Bentuk, & Cara Pembuatan Buku Besar dan Neraca Saldo. Jika mungkin ada yang ingin ditanyakan seputar masalah akuntansi dan sejenisnya, silahkan ke link berikut Tanya Jawab atau bisa langsung ke Facebook atau Instagram kami. Terimakasih atas waktunya semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua.