Pengantar Akuntansi
Pernahkah terpikir oleh anda ketika anda menerima penghasilan atau gaji dari tempat anda bekerja. Kira-kira berapa penghasilan atau gaji bersih yang anda terima? Atau bisa jadi ketika anda memutuskan untuk memulai usaha atau bisnis sendiri, berapa besar laba bersih yang anda peroleh?
Betul sekali, semua itu perlu dilakukan perhitungan tertentu untuk menentukan berapa besar sebetulnya gaji atau penghasilan bersih yang anda miliki. Begitu juga dengan usaha yang telah anda jalankan, berapa besar keuntungan atau laba bersih yang anda dapatkan.
Untuk menghitung penghasilan bersih anda setiap bulannya tentu terlebih dahulu anda harus merinci biaya-biaya rutin apa sajakah yang anda keluarkan setiap bulannya. Misal gaji anda sebesar 10 juta yang anda terima dari tempat anda bekerja, tentu saja itu sudah dikurangi pajak penghasilan PPh 21 untuk penghasilan anda.
Untuk biaya rumah tangga misalnya biaya listrik Rp 450 ribu, biaya telkomunikasi Rp 500 ribu, biaya air PAM Rp 350 ribu, biaya sandang, pangan dan papan serta biaya lain-lain setiap bulan Rp 5,7 juta. Total seluruh biaya adalah Rp 7 juta. Dengan demikian penghasilan bersih yang sebenarnya anda dapatkan adalah sebesar Rp 3 juta rupiah. Hitung-hitungannya seperti ini,
Gaji | Rp 10.000.000 | |
Dikurangi: | ||
Biaya listrik | Rp 450.000 | |
Biaya telkomunikasi | Rp 500.000 | |
Biaya Air PAM | Rp 350.000 | |
Biaya rumah tangga | Rp 5.700.000 | |
Rp 7.000.000 | ||
Jumlah gaji bersih | Rp 3.000.000 |
Begitu juga dengan usaha anda, ketika pada akhir bulan anda membukukan penjualan anda adalah sebesar 100 juta. Hasil 100 juta yang anda dapatkan itu bukanlah hasil bersih usaha anda. Untuk mendapatkan hasil bersih usaha anda terlebih dahulu anda harus merinci biaya-biaya apa sajakah yang dikeluarkan yang berhubungan dengan usaha anda.
Tentu saja itu harus dilakukan, jika tidak, anda akan mendapatkan informasi yang salah mengenai laba bersih usaha anda. Misal biaya yang dikeluarkan untuk usaha anda meliputi biaya harga pokok penjualan, biaya transportasi, biaya gaji karyawan, biaya utilitas seperti listrik, air, telpon, dan biaya lain-lain. Total biaya untuk usaha anda adalah sebesar 85 juta rupiah.
Dengan demikian ketika anda sudah merinci penjualan dan biaya usaha anda, akan didapatkan selisih yang disebut laba atau rugi usaha. Hasil penjualan anda 100 juta dikurangi biaya atau beban usaha anda adalah 85 juta, sama dengan 15 juta rupiah. Total 15 juta ini adalah laba atau keuntungan hasil usaha anda. Berikut perhitungannya,
Penjualan | Rp 100.000.000 | |
Dikurang: | ||
Beban Usaha | Rp 85.000.000 | |
Laba Usaha | Rp 15.000.000 |
Dari cerita di atas, adakah aspek akuntansi didalamnya? Sadar ataupun tidak sebetulnya anda sudah melakukan praktek akuntansi dalam kehidupan anda. Betul, kita semua dalam kehidupan sehari-hari telah menggunakan akuntansi. Misalnya lagi anda menginginkan sebuah mobil untuk keperluan anda baik untuk pergi bekerja ataupun untuk keperluan keluarga lainnya, informasi akuntansi dibutuhkan bagi anda untuk menilai apakah kocek anda cukup untuk memiliki mobil atau tidak.
Tujuan utama akuntansi adalah memberikan informasi keuangan untuk anda dalam pengambilan keputusan bisnis baik dalam keseharian maupun dalam usaha anda. Tentu saja dengan akuntansi segala keputusan yang akan anda buat kemudian akan memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan hanya menggunakan naluri atau perkiraan saja.
Pengantar akuntansi ini saya mulai dengan pengenalan mengenai dasar akuntansi yang kemudian disusul dengan persamaan akuntansi. Tentu saya yakin mengenai dasar akuntansi buat anda sudah tidak asing lagi, apalagi ketika orang tertarik untuk membaca artikel ini pasti sudah memiliki pengetahuan akuntansi walaupun hanya sedikit. Walaupun begitu anda jangan khawatir, mari sama-sama kita mengingat kembali mengenai dasar akuntansi.
Akuntansi terdiri dari 3 unsur penting, ini anda harus ingat baik-baik ya. Berikut adalah unsur penting di akuntansi.
Aktiva atau harta atau asset. Ingat ketika kita memulai bisnis, sudah pasti anda akan membutuhkan asset untuk memulainya, entah itu dari milik pribadi ataupun dari pihak lainnya.
Kewajiban atau passiva. Ketika anda memulai bisnis, kemudian anda memulainya dengan mendapatkan pinjaman dari pihak lain misalkan pinjaman dari bank. Unsur kewajiban akan muncul dalam pencatatan anda betul? Anda harus mengingat utang dari bank tersebut, jika tidak anda akan dikejar-kejar oleh debt collector. Sekali lagi kewajiban menjadi bagian dari bisnis anda.
Modal pemilik atau owners’s equity. Asset yang anda sudah setorkan ke bisnis anda adalah modal anda. Ketika anda memiliki harta pribadi kemudian anda jadikan sebagai asset di bisnis anda, itulah modal anda. Dan pinjaman juga menjadi bagian dari asset perusahaan akan tetapi itu diakui sebagai kewajiban bagi perusahaan anda.
Contoh sederhananya seperti ini, ini sudah masuk pada persamaan akuntansi juga ya..
Anda memiliki harta pribadi 100 juta. Anda memutuskan untuk memasukannya ke usaha anda. Disini ada dua unsur akuntansi yang sudah masuk, pertama asset atau harta perusahaan dan kedua modal pemilik. Jadi persamaan akuntansinya sepert ini,
Harta = Modal Pemilik
Harta 100 juta = Modal pemilik 100 juta
Jadi laporan keuangannya seperti ini,
PT. 123 | |||
Neraca | |||
Per 31 Desember | |||
Aktiva | Rp 100.000.000 | Modal Pemilik | Rp 100.000.000 |
Uang 100 juta yang anda simpan di perusahaan ternyata masih kurang untuk modal di perusahaan anda. Akhirnya anda memutuskan untuk meminjam uang di bank dan anda mendapatkan 100 juta dari pinjaman bank. Mari kita lihat persamaan akuntansinya,
Harta = Kewajiban
Harta 100 juta = Kewajiban 100 juta
Kemudian persamaannya kita gabungkan dengan persamaan akuntansi yang pertama untuk setoran modal.
Harta 100 juta + 100 juta = Modal pemilik 100 juta + Kewajiban 100 juta
Jadi harta yang dimiliki perusahaan adalah 200 juta yang berasal dari setoran modal anda 100 juta dan dari pinjaman bank 100 juta.
Untuk laporan keuangan neracanya menjadi seperti ini,
PT. 123 | |||
Neraca | |||
Per 31 Desember | |||
Aktiva | Rp 200.000.000 | Kewajiban | Rp 100.000.000 |
Modal Pemilik | Rp 100.000.000 | ||
Jumlah | Rp 200.000.000 | Jumlah | Rp 200.000.000 |
Pengantar akuntansi ini sampai disini dulu, sementara itu saja yang bisa ditulis dalam artikel ini. Jika terlalu panjang nanti andanya malah pusing dibuatnya. Sebetulnya masih banyak yang perlu ditulis mengenai pengantar akuntansi, tapi kami akan buat diartikel lainnya. Terima kasih semoga bertambah informasi anda untuk sesi akuntansi.