Penjualan Aktiva Tetap

Penjualan Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat dijual selama suatu periode. Penjualan aktiva tetap bisa menghasilkan keuntungan atau kerugian. Pada prinsipnya, perhitungan untung atau rugi dari penjualan aktiva tetap tergantung pada harga jual dan nilai buku aktiva tetap tersebut. Bila harga jual lebih besar dari nilai buku maka perusahaan memperoleh keuntungan. Sebaliknya bila harga jual lebih kecil dari nilai buku maka perusahaan mendapat kerugian.

Sebagai contoh, perusahaan memiliki kendaraan yang dibeli tahun 2012 dengan harga Rp 220 juta. Depresiasi dilakukan dengan menggunakan straight line method  dengan usia ekonomis 4 tahun dan nilai sisa Rp 20 juta. Bila pada akhir tahun 2013 kendaraan dijual dengan harga Rp 140 juta maka keuntungan atau kerugian yang diperoleh dapat dihitung sebagai berikut.

Depresiasi per tahun = Rp 220 juta – Rp 20 juta x 25% = Rp 50 juta. Pada akhir tahun 2013 sudah dilakukan depresiasi atau akumulasi depresiasi kendaraan sebesar Rp 100 juta, yaitu depresiasi tahun 2012 dan tahun 2013. Dengan demikian nilai buku dari kendaraan tersebut adalah:

Nilai perolehan – akumulasi depresiasi = Rp 220 juta – Rp 100 juta = Rp 120 juta

Penjualan – Nilai buku = Rp 140 juta – Rp 120 juta = Rp 20 juta (laba)

Adapun jurnalnya adalah sebagai berikut,

(Dr) Akumulasi penyusutan aktiva tetap kendaraan Rp 100.000.000,-

(Dr) Kas dan Bank Rp 140.000.000,-

(Cr) Kendaraan Rp 210.000.000,-

(Cr)  Keuntungan pelepasan aktiva tetap Rp 20.000.000,-

Baca artikel lainnya, Amortisasi Aktiva Tidak Berwujud dan Metode Rata-rata – Penilaian Persediaan.