Piutang Usaha

Penjelasan mengenai piutang usaha dan bagiannya

Piutang usaha (Account Receivable) adalah klaim yang diajukan kepada pihak lain dalam bentuk uang, barang, atau jasa. Piutang usaha timbul dari suatu siklus normal bisnis, yaitu siklus dalam perusahaan yang dimulai dari uang kas, membeli bahan baku, mengolah bahan baku menjadi produk. Menjual dengan kredit atau nilai tunai, memiliki piutang, dan kemudian menerima pembayaran piutang dalam bentuk kas.

Piutang usaha menjadi penting untuk dianalisis karena dalam praktek sehari-hari hampir semua penjualan yang terjadi jarang yang tunai atau cash and carry. Dengan demikian, diperlukan waktu untuk merealisasi pembayarannya. Waktu ini bisa berkisar dari hari, minggu, atau bahkan bulan tergantung jenis pembayarannya.

Meskipun ada dua jenis usaha yang merealisasi penjualannya dengan tunai saat itu juga, misalnya perusahaan penjualan eceran seperti pompa bensin, tol, supermarket dan sebagainya. Penjualan tunai juga hampir selalu dipersyaratkan untuk penjualan kepada pembeli yang track record-nya belum diketahui. Bila kemudian ternyata lancar, pembelian berikutnya dapat dilakukan dengan kredit yang berarti melibatkan perkiraan piutang.

Piutang Usaha

Piutang dalam penyajian di laporan keuangan harus dibedakan menjadi:

  • Piutang dagang (trade receivables)
  • Piutang bukan dagang (non-trade receivables)

Piutang dagang timbul dari siklus normal bisnis, umunya dari hasil penjualan produk kepada pembeli. Piutang bukan dagang adalah segala piutang yang timbul di luar transaksi penjualan atau transaksi bisnis perusahaan.

Piutang non-dagang dipisahkan penyajiannya untuk memberikan informasi yang lebih lengkap karena piutang ini muncul bukan dari kegiatan inti perusahaan. Oleh karena itu, dalam menganalisis kinerja perusahaan hanya dipakai angka piutang dagang. Yang termasuk piutang non-dagang adalah pinjaman yang diberikan kepada karyawan perusahaan, penjualan aktiva yang tidak dibayar tunai, penjualan harta lain perusahaan, dan lainnya.

Penyajian jumlah piutang dalam laporan keuangan harus mencerminkan suatu jumlah yang dapat direalisasi dalam bentuk kas. Artinya, bila ada piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan, namun kecil kemungkinan dapat ditagih, piutang ini harus dikeluarkan dari total piutang. Piutang tidak tertagih biasa terjadi karena satu atau lain hal. Oleh karena itu, piutang yang dicantumkan dalam laporan keuangan adalah piutang dikurangi dengan kemungkinan tidak tertagihnya sebagian dari piutang yang ada.